Polda dan Bareskrim Kembangkan Kasus Adopsi Ilegal Bilqis
Polda Sulawesi Selatan terus berupaya mengembangkan penyelidikan terkait dugaan adopsi ilegal yang terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Kasus ini mendapat perhatian khusus setelah seorang balita bernama Bilqis Ramadhani yang berusia empat setengah tahun diculik dan ditemukan di Jambi, menunjukkan keterlibatan yang lebih luas dalam jaringan kejahatan ini.
Upaya penyelidikan yang dilakukan tidak hanya terfokus pada kasus Bilqis saja, tetapi juga berharap bisa menemukan kemungkinan adanya korban lain. Polda Sulsel menggandeng Bareskrim Polri untuk menggali lebih dalam aspek-aspek yang mungkin terlewat dalam kasus ini.
Kapolda Sulsel, Kombes Pol Didik Supranoto, menegaskan bahwa penyelidikan akan dilakukan dengan mengumpulkan bukti dan mempelajari jejak digital yang ada. Hal ini diharapkan dapat membawa pihak berwenang kepada para pelaku yang mungkin terlibat dalam aktivitas penculikan atau adopsi ilegal.
Penyelidikan Kasus Dugaan Adopsi Ilegal yang Melibatkan Jaringan Luas
Didik mengungkapkan bahwa para pelaku menggunakan media sosial sebagai sarana untuk melakukan transaksi adopsi ilegal. Akun-akun yang terlibat dalam aktivitas tersebut saat ini sedang diperiksa oleh tim siber untuk melacak kemungkinan jaringan lain yang terlibat dalam kejahatan ini.
Polda Sulsel bersama dengan Cyber Bareskrim telah melakukan penelusuran akun-akun ini untuk mencari informasi lebih lanjut. Jika ditemukan perkembangan atau petunjuk mengenai nasib anak-anak yang pernah dijadikan objek adopsi ilegal, pihak kepolisian akan segera menginformasikannya kepada masyarakat.
Dalam kasus ini, setidaknya ada tiga anak milik tersangka SY (30) yang saat ini dalam proses pencarian. Hal ini menambah keprihatinan atas isu penculikan anak yang semakin memprihatinkan dan perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak.
Langkah-Langkah Penanganan terhadap Korban dan Keamanan Anak
Pihak kepolisian telah berhasil mengamankan dua anak dari tersangka dan menempatkannya di rumah aman. Anak-anak ini mendapatkan pendampingan dari unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Makassar serta instansi terkait guna menjamin kondisi psikologis dan keamanan mereka.
Didik juga menekankan pentingnya perhatian dari orang tua dan pihak sekolah dalam mengawasi anak-anak agar tidak menjadi korban penculikan. Melalui kegiatan sosialisasi yang diperkuat oleh Bhabinkamtibmas, diharapkan kesadaran para orang tua dan masyarakat akan meningkat.
Untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang, Polda Sulsel meminta agar orang tua lebih waspada dan tidak lengah dalam menjaga anak, terutama yang masih berusia balita. Pihak sekolah juga diajak untuk melakukan pengecekan ketat terhadap siapa yang menjemput anak-anak mereka dari sekolah.
Kerja Sama Antara Pihak Berwenang dan Masyarakat
Pihak berwenang sangat mengandalkan informasi dari masyarakat untuk menangani kasus-kasus serupa. Dengan adanya kerja sama yang baik, diharapkan dapat mencegah terjadinya penculikan anak di masa depan. Masyarakat diminta untuk segera melaporkan jika melihat hal-hal yang mencurigakan terkait anak-anak di sekitar mereka.
Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat untuk tetap aktif berpartisipasi dalam menjaga keamanan komunitas. Kesadaran kolektif dapat menjadi salah satu cara efektif untuk mencegah berbagai bentuk kejahatan yang menyasar anak-anak.
Sebagai langkah proaktif, Polda Sulsel berencana meningkatkan sosialisasi mengenai pentingnya perlindungan anak di sekolah-sekolah dan komunitas. Diharapkan dengan meningkatnya kesadaran, angka penculikan anak dapat ditekan secara signifikan.




